Friday, February 7, 2014

11 Desember Kala Itu



11 Desember Kala Itu

Halo 11 Desember. Kamu adalah tanggal yang begitu menarik diingatanku, namun belum tentu menarik bagi dirinya. Ini sudah menjadi agenda rutin. Agenda seperti apa ? Ya, seperti inilah, aku sering menulis tentangmu berulang-ulang didalam ceritaku. Sebagai pengingat bahwa dahulu kita pernah berkenalan dan sempat dekat.

De. . . dede! Begitulah caraku menyapa dirinya. Kulitmu yang putih dan matamu yang sipit adalah potret yang tidak pernah aku lupakan. Bukanlah suatu penyesalan, tapi sangat disayangkan sekali jika belakangan ini, kami tidak pernah bertukar kabar, apalagi untuk bertemu. Beberapa kali aku sempat mencari dirimu di kotamu, merasakan panas yang begitu terik namun terasa begitu sejuk kala ku mengingat sosok dirimu ketika lebaran tahun lalu saat aku berkunjung ke Balikpapan – rumahmu sekaligus kota dimana aku di lahirkan.

Saat ini, kami merasa sangat nyaman dengan ketidakjelasan seperti ini. Dulu, ya, dulu sekali, ketika itu masih teringat jelas, kedekatan kita adalah hal yang tidak ingin aku sia-siakan. Lalu perpisahan kita, yang terjadi tanpa dugaanku sebelumnya, tiba-tiba saja hadir. Kita yang dulunya bagaikan bumi dan bulan, yang selalu saling berdampingan, tidak lagi punya alasan untuk berjalan bersama-sama.

De, aku sungguh tidak percaya, hubungan kita hanya berjalan sangat singkat dan hal tersebut masih begitu melekat dalam ingatanku. Sampai saat ini pun aku juga tidak paham, mengapa sosokmu tidak bisa luput dari ingatanku. Masih teringat jelas sekali, tidak ada kata perpisahan diantara kita. Namun, segalanya yang telah kulakukan bersamamu memiliki kenangan tersendiri bagiku, entah bagi dirimu.

Masih ingatkah dirimu akan pertemuan kita? Mungkin, jika dirimu menyempatkan diri untuk membaca, kamu akan bosan mendengar ceritaku. Pertemuan kita diawali dari sapaan terpendek di dunia, “De”. Cukup dua huruf, dan itulah awal yang sederhana yang dapat merubah dihidupku dan hidupmu. Sapaan yang kutujukan padamu berbuah balasan darimu. Sapaan itu mengantarkan kita pada satu titik, titik dimana aku merasakan posisi yang paling nyaman saat kita saling berkenalan. Masih teringat jelas hangatnya senyumanmu kala aku berkunjung kerumahmu untuk merayakan Idul Fitri tahun lalu. Ingatkah kamu perbincangan kita sepanjang malam saat itu. Mengantarkan aku untuk bisa mengetahuimu dan kau pun sebaliknya. Meskipun hanya beberapa jam kita berjumpa, aku sadar kamu berbeda dan aku menyukainya.

Waktu kita berkenalan, kamu masih SMK. Masih bersama kekasihmu yang dulu, yang sering kali kau ceritakan padaku. Kamu. . . wanita yang selalu tertidur dan meninggalkanku saat aku mengirimkan pesan melalui BBM. Wanita aktif yang tidak kenal lelah. Pecinta kucing. Humoris. Wanita yang tidak pernah mengenal rasa lelah kala berjuang untuk sesuatu yang ingin kau perjuangkan, tapi entah mengapa kamu tidak memperjuangkanku ? Apa aku tidak layak untuk diperjuangkan ? sudahlah, lupakan! Semua sudah lewat dan pertemuan kita harusnya bukan menjadi sesuatu yang harus kusesali.

Dede, semua sudah berubah, 11 Desember 2013 memang sudah terlewatkan. Aku sudah berubah dan kamu juga sudah pasti berubah. Kenangan kita, hari-hari kita, segala yang terjadi di antara kita pasti sudah berubah. Bahkan sosok pria yang bersanding denganmu pun juga sudah berubah. Aku yakin segalanya pasti berubah. Namun, kenangan tetap sama, meskipun orang-orang yang mengingatnya tak lagi sama.

Maafkan aku jika aku belum sanggup melupakanmu serta terus mengingatmu, masih ingin bercerita tentangmu, dan masih mengingat semua yang terjadi sewaktu kita bersama. Aku tau ini semua salah, tapi bagiku bercerita tentangmu bukanlah hal yang salah.

Bersemangatlah di jurusan Akuntansi SMK Negeri 3 Balikpapan.

Astaga, aku melamunkanmu lagi.


4 comments:

  1. Wih ngeri...siapa ini ya ga kenal

    ReplyDelete
  2. ada di twitter de, cuma orangnya sudah ga ada ilang sendiri..
    waktunya membuka lembaran baru

    ReplyDelete
  3. kayak pernah tauuu tu dede?? nunudede,,, :3
    lanjutkan lamunanmu nu,,, (y)

    ReplyDelete
    Replies
    1. kadang penulis bisa curhat dalam ceritanya git. jadi harap maklum aja yah
      keep blogging gita :)

      Delete